DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................1
1. Inner beauty ..............................................................3
2. Tersenyum.. Tersenyumlah Dengan Ikhlas ...............................5
3. Hati Yang Bersih Pancarkan Wajah Yang Bersinar ......................8
4. Pandai-pandailah Memilih Teman..........................................10
5. Berhijab ..................................................................12
6. Yang Cantik Yang Berkarya ..............................................16
7. Mengenal Diri Dengan SWOT Analysis ..................................20
8. Yang Cantik Yang Bergaya ...............................................23
PENUTUP......................................................................24
Kata pengantar................................................................1
1. Inner beauty ..............................................................3
2. Tersenyum.. Tersenyumlah Dengan Ikhlas ...............................5
3. Hati Yang Bersih Pancarkan Wajah Yang Bersinar ......................8
4. Pandai-pandailah Memilih Teman..........................................10
5. Berhijab ..................................................................12
6. Yang Cantik Yang Berkarya ..............................................16
7. Mengenal Diri Dengan SWOT Analysis ..................................20
8. Yang Cantik Yang Bergaya ...............................................23
PENUTUP......................................................................24
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wbb.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita. Sholawat dan salam tercurah untuk Junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Mengkaji Al Quran adalah bagian dari perintah Allah kepada kita agar kita dapat mengetahui, memahami dan mengamalkan firman-firman Allah. Tanpa mengetahui, sungguh sulit untuk hidup sesuai dengan petunjuk Allah. Berbekal dari pengetahuan dan pemahaman, Insyaallah akan diberi petunjuk dan kemudahan dalam menjalankan perintah Allah.
Alhamdulillah, dengan seijin Allah penulis dapat menyelesaikan artikel ini. Artikel hanyalah sebagian kecil dari ilmu-ilmu Allah yang selama ini penulis pelajari melalui kajian tematik Al Quran.
Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pengurus dan anggota Yayasan Pesantren Hafidin Royan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar mengkaji ilmu-ilmu Allah, hingga dapat tertuang dalam artikel ini. Terima kasih juga kepada semua pihak (yang tidak dapat disebutkan satu persatu) yang telah membantu menyelesaikan artikel ini. Tulisan ini dipersembahkan untuk ibunda tercinta di Bandung.
Tanpa bermaksud menggurui kepada pembaca, tulisan ini hanyalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Artikel ini masih jauh dari sempurna, semoga pembaca dapat memakluminya.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wbb.
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................1
1. Inner beauty ..............................................................3
2. Tersenyum.. Tersenyumlah Dengan Ikhlas ...............................5
3. Hati Yang Bersih Pancarkan Wajah Yang Bersinar ......................8
4. Pandai-pandailah Memilih Teman..........................................10
5. Berhijab ..................................................................12
6. Yang Cantik Yang Berkarya ..............................................16
7. Mengenal Diri Dengan SWOT Analysis ..................................20
8. Yang Cantik Yang Bergaya ...............................................23
PENUTUP......................................................................24
1. Inner Beauty
Menjadi cantik adalah dambaan setiap kaum muslimah. Hampir semua wanita merasa senang apabila dikatakan cantik. Cantik dalam kacamata islam bukan hanya sekedar cantik fisik, tetapi yang paling utama adalah cantik secara lahir dan batin. Kalbu yang indah akan memancarkan wajah yang bercahaya. Dalam sebuah hadist dinyatakan bahwa:
"Allah tidak melihat jasad dan rupamu, tetapi yang Allah lihat adalah hatimu." (HR Bukhori Muslim)
Kalbu yang bersih akan melahirkan keindahan, semua itu akan terlihat dari sikap yang lemah lembut, tutur kata yang baik, suka memaafkan orang lain dan mengutamakan musyawarah. Musyawarah bukan berarti menyalahkan diri sendiri dan bukan juga menyalahkan orang lain. Saling menyalahkan hanya akan menyulut pertikaian. Musyawarah adalah mencari jalan tengah dengan berbicara baik-baik dan lapang dada untuk mencari solusi.
Allah berfirman:
فَبِمَا رَحۡمَةٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡہُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِى ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS Ali Imran 3:159)
Allah menciptakan manusia dengan sempurna. Perbedaan bentuk wajah setiap individu menunjukkan tanda kebesaran Allah. Banyak tempat yang menawarkan vermak wajah, seperti tato alis, sulam bibir, penambahan silikon pada payudara dll. Melakukan perubahan pada wajah atau tubuh adalah hak individu, tetapi hendaknya kita tidak merubah apa yang sudah diberikan Allah. Bersyukurlah dengan bentuk wajah yang dimiliki karena itulah pemberian terbaik dari Allah.
Allah berfirman:
خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ بِٱلۡحَقِّ وَصَوَّرَكُمۡ فَأَحۡسَنَ صُوَرَكُمۡۖ وَإِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar. Dia membentuk rupamu lalu memperbagus rupamu dan kepada-Nya tempat kembali." (QS At Taqhabun 64:3)
Sulit dibayangkan jika Allah menciptakan wajah yang sama satu dengan yang lainnya. Kita tidak akan dapat membedakan siapa teman kita, siapa keluarga kita, siapa guru kita dsb. Allah menciptakan manusia dengan wajah dan warna kulit yang berbeda-beda agar manusia dapat saling mengenal tanpa membedakan gen dan etnik.
Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَـٰكُم مِّن ذَكَرٍ۬ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ شُعُوبً۬ا وَقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَڪۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَٮٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ۬
"Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." (QS Al Hujurat 49:13)
"Nafsu mengatakan perempuan itu cantik atas dasar rupanya. Akal mengatakan perempuan itu cantik atas dasar ilmu dan kepintarannya. Dan hati mengatakan perempuan itu cantik atas dasar ahlaknya."
2. Tersenyumlah...Tersenyumlah dengan Ikhlas
Assalamualaikum Wr. Wbb.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita. Sholawat dan salam tercurah untuk Junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Mengkaji Al Quran adalah bagian dari perintah Allah kepada kita agar kita dapat mengetahui, memahami dan mengamalkan firman-firman Allah. Tanpa mengetahui, sungguh sulit untuk hidup sesuai dengan petunjuk Allah. Berbekal dari pengetahuan dan pemahaman, Insyaallah akan diberi petunjuk dan kemudahan dalam menjalankan perintah Allah.
Alhamdulillah, dengan seijin Allah penulis dapat menyelesaikan artikel ini. Artikel hanyalah sebagian kecil dari ilmu-ilmu Allah yang selama ini penulis pelajari melalui kajian tematik Al Quran.
Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pengurus dan anggota Yayasan Pesantren Hafidin Royan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar mengkaji ilmu-ilmu Allah, hingga dapat tertuang dalam artikel ini. Terima kasih juga kepada semua pihak (yang tidak dapat disebutkan satu persatu) yang telah membantu menyelesaikan artikel ini. Tulisan ini dipersembahkan untuk ibunda tercinta di Bandung.
Tanpa bermaksud menggurui kepada pembaca, tulisan ini hanyalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Artikel ini masih jauh dari sempurna, semoga pembaca dapat memakluminya.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wbb.
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................1
1. Inner beauty ..............................................................3
2. Tersenyum.. Tersenyumlah Dengan Ikhlas ...............................5
3. Hati Yang Bersih Pancarkan Wajah Yang Bersinar ......................8
4. Pandai-pandailah Memilih Teman..........................................10
5. Berhijab ..................................................................12
6. Yang Cantik Yang Berkarya ..............................................16
7. Mengenal Diri Dengan SWOT Analysis ..................................20
8. Yang Cantik Yang Bergaya ...............................................23
PENUTUP......................................................................24
1. Inner Beauty
Menjadi cantik adalah dambaan setiap kaum muslimah. Hampir semua wanita merasa senang apabila dikatakan cantik. Cantik dalam kacamata islam bukan hanya sekedar cantik fisik, tetapi yang paling utama adalah cantik secara lahir dan batin. Kalbu yang indah akan memancarkan wajah yang bercahaya. Dalam sebuah hadist dinyatakan bahwa:
"Allah tidak melihat jasad dan rupamu, tetapi yang Allah lihat adalah hatimu." (HR Bukhori Muslim)
Kalbu yang bersih akan melahirkan keindahan, semua itu akan terlihat dari sikap yang lemah lembut, tutur kata yang baik, suka memaafkan orang lain dan mengutamakan musyawarah. Musyawarah bukan berarti menyalahkan diri sendiri dan bukan juga menyalahkan orang lain. Saling menyalahkan hanya akan menyulut pertikaian. Musyawarah adalah mencari jalan tengah dengan berbicara baik-baik dan lapang dada untuk mencari solusi.
Allah berfirman:
فَبِمَا رَحۡمَةٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡہُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِى ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS Ali Imran 3:159)
Allah menciptakan manusia dengan sempurna. Perbedaan bentuk wajah setiap individu menunjukkan tanda kebesaran Allah. Banyak tempat yang menawarkan vermak wajah, seperti tato alis, sulam bibir, penambahan silikon pada payudara dll. Melakukan perubahan pada wajah atau tubuh adalah hak individu, tetapi hendaknya kita tidak merubah apa yang sudah diberikan Allah. Bersyukurlah dengan bentuk wajah yang dimiliki karena itulah pemberian terbaik dari Allah.
Allah berfirman:
خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ بِٱلۡحَقِّ وَصَوَّرَكُمۡ فَأَحۡسَنَ صُوَرَكُمۡۖ وَإِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar. Dia membentuk rupamu lalu memperbagus rupamu dan kepada-Nya tempat kembali." (QS At Taqhabun 64:3)
Sulit dibayangkan jika Allah menciptakan wajah yang sama satu dengan yang lainnya. Kita tidak akan dapat membedakan siapa teman kita, siapa keluarga kita, siapa guru kita dsb. Allah menciptakan manusia dengan wajah dan warna kulit yang berbeda-beda agar manusia dapat saling mengenal tanpa membedakan gen dan etnik.
Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَـٰكُم مِّن ذَكَرٍ۬ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ شُعُوبً۬ا وَقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَڪۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَٮٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ۬
"Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." (QS Al Hujurat 49:13)
"Nafsu mengatakan perempuan itu cantik atas dasar rupanya. Akal mengatakan perempuan itu cantik atas dasar ilmu dan kepintarannya. Dan hati mengatakan perempuan itu cantik atas dasar ahlaknya."
2. Tersenyumlah...Tersenyumlah dengan Ikhlas
Senyum adalah ibadah. Senyum adalah sedekah yang tidak memerlukan biaya dan tenaga. Kecantikan akan terpancar di wajah seseorang wanita yang memiliki hati yang bersih dikala hatinya senang melihat orang lain bahagia. Wajah masam membuat orang segan untuk mendekat atau bahkan bertegur sapa.
Wajah yang penuh dengan senyum menyenangkan orang yang melihat. Hadapi semua dengan senyuman karena menyenangkan hati orang lain adalah ibadah. Sebagian orang dapat salah menafsirkan senyuman kita. Namun biarlah Allah saja yang berhak menilainya karena Allah tahu apa yang tersirat di hati kita. Tetaplah tersenyum dengan ikhlas.
Allah berfirman:
ٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا تَعۡمَلُونَ
"Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan". (QS Al Hajj 22:68)
Wajah yang suka tersenyum ceria merupakan cerminan dari hati dan pikiran yang positif. Sulit rasanya untuk tersenyum jika hati ini dipenuhi dengan prasangka buruk. Bagaimana mungkin kita bisa tersenyum disaat hati ini sibuk mencari-cari kesalahan orang lain? Begitu buruknya sikap prasangka buruk, suka bergunjing dan mencari-cari kesalahan orang lain sehingga Allah membuat perumpamaan seperti makan bangkai saudaranya sendiri. Nauzubillahhimindalik.
Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٌ۬ۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُڪُمۡ أَن يَأۡڪُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتً۬ا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ۬ رَّحِيمٌ۬
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS Al Hujarat 49:12)
Hindari buruk sangka karena itu hanya akan memperburuk keadaan. Buruk sangka tidak akan pernah memperbaiki keadaan. Berprasangka baiklah kepada Allah termasuk kepada hasil ciptaan Allah yaitu manusia. Buruk sangka hanya menjerumuskan diri kita sendiri dan orang lain.
Allah berfirman:
فَوَرَبِّ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ إِنَّهُ ۥ لَحَقٌّ۬ مِّثۡلَ مَآ أَنَّكُمۡ تَنطِقُونَ
"Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar [akan terjadi] seperti perkataan yang kamu ucapkan." (QS Adz Dzariyat 51:23)
Berusahalah menjadi orang yang sabar dan suka memaafkan orang lain. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan niat dan usaha yang baik dari hambaNya.
Orang yang sabar dan suka memaafkan orang lain akan terlihat tenang dan mudah tersenyum. Menjadi sabar dan suka memaafkan bukanlah hal yang mudah, tetapi dapat diraih. Salah satu cara melatih kesabaran adalah dengan mengingat bahwa kematian adalah sesuatu hal yang pasti akan dihadapi setiap orang. Beribadalah seolah-olah kita akan meninggal besok.
Allah berfirman:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ۬ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ لَا يَسۡتَأۡخِرُونَ سَاعَةً۬ۖ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُونَ
"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat [pula] memajukannya." (QS Al A'Raf 7:34)
Ingatlah bahwa semua manusia pasti pernah berbuat salah termasuk diri kita sendiri. Menyimpan rasa sakit hati, dendam, tidak mau memaafkan orang lain hanyalah menzalimi/merugikan diri kita sendiri.
Allah berfirman:
ٱلَّذِينَ تَتَوَفَّٮٰهُمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ ظَالِمِىٓ أَنفُسِہِمۡۖ فَأَلۡقَوُاْ ٱلسَّلَمَ مَا ڪُنَّا نَعۡمَلُ مِن سُوٓءِۭۚ بَلَىٰٓ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
"[Yaitu] orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri [sambil berkata]; "Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". [Malaikat menjawab]: "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS An Nahl 16:28)
Aku tersenyum bukan karena hidupku sempurna, tetapi karena aku menghargai apa yang aku punya dan yang Allah berikan.
3. Hati Yang Bersih Pancarkan Wajah Yang Bersinar
Wajah yang penuh dengan senyum menyenangkan orang yang melihat. Hadapi semua dengan senyuman karena menyenangkan hati orang lain adalah ibadah. Sebagian orang dapat salah menafsirkan senyuman kita. Namun biarlah Allah saja yang berhak menilainya karena Allah tahu apa yang tersirat di hati kita. Tetaplah tersenyum dengan ikhlas.
Allah berfirman:
ٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا تَعۡمَلُونَ
"Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan". (QS Al Hajj 22:68)
Wajah yang suka tersenyum ceria merupakan cerminan dari hati dan pikiran yang positif. Sulit rasanya untuk tersenyum jika hati ini dipenuhi dengan prasangka buruk. Bagaimana mungkin kita bisa tersenyum disaat hati ini sibuk mencari-cari kesalahan orang lain? Begitu buruknya sikap prasangka buruk, suka bergunjing dan mencari-cari kesalahan orang lain sehingga Allah membuat perumpamaan seperti makan bangkai saudaranya sendiri. Nauzubillahhimindalik.
Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٌ۬ۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُڪُمۡ أَن يَأۡڪُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتً۬ا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ۬ رَّحِيمٌ۬
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS Al Hujarat 49:12)
Hindari buruk sangka karena itu hanya akan memperburuk keadaan. Buruk sangka tidak akan pernah memperbaiki keadaan. Berprasangka baiklah kepada Allah termasuk kepada hasil ciptaan Allah yaitu manusia. Buruk sangka hanya menjerumuskan diri kita sendiri dan orang lain.
Allah berfirman:
فَوَرَبِّ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ إِنَّهُ ۥ لَحَقٌّ۬ مِّثۡلَ مَآ أَنَّكُمۡ تَنطِقُونَ
"Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar [akan terjadi] seperti perkataan yang kamu ucapkan." (QS Adz Dzariyat 51:23)
Berusahalah menjadi orang yang sabar dan suka memaafkan orang lain. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan niat dan usaha yang baik dari hambaNya.
Orang yang sabar dan suka memaafkan orang lain akan terlihat tenang dan mudah tersenyum. Menjadi sabar dan suka memaafkan bukanlah hal yang mudah, tetapi dapat diraih. Salah satu cara melatih kesabaran adalah dengan mengingat bahwa kematian adalah sesuatu hal yang pasti akan dihadapi setiap orang. Beribadalah seolah-olah kita akan meninggal besok.
Allah berfirman:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ۬ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ لَا يَسۡتَأۡخِرُونَ سَاعَةً۬ۖ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُونَ
"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat [pula] memajukannya." (QS Al A'Raf 7:34)
Ingatlah bahwa semua manusia pasti pernah berbuat salah termasuk diri kita sendiri. Menyimpan rasa sakit hati, dendam, tidak mau memaafkan orang lain hanyalah menzalimi/merugikan diri kita sendiri.
Allah berfirman:
ٱلَّذِينَ تَتَوَفَّٮٰهُمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ ظَالِمِىٓ أَنفُسِہِمۡۖ فَأَلۡقَوُاْ ٱلسَّلَمَ مَا ڪُنَّا نَعۡمَلُ مِن سُوٓءِۭۚ بَلَىٰٓ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
"[Yaitu] orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri [sambil berkata]; "Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". [Malaikat menjawab]: "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS An Nahl 16:28)
Aku tersenyum bukan karena hidupku sempurna, tetapi karena aku menghargai apa yang aku punya dan yang Allah berikan.
3. Hati Yang Bersih Pancarkan Wajah Yang Bersinar
Hati yang bersih akan memancarkan cahaya kepada wajah pemiliknya. Hati yang bersih adalah hati yang positif dalam menghadapi berbagai masalah. Berusahalah mengambil hikmah (sisi positif) dalam semua permasalahan yang kita hadapi. Sadari bahwa semua orang pasti memiliki masalah selama hidupnya.
Jangan mudah terpengaruh orang pembicaraan orang. Hendaknya kita cermati dan teliti dulu saat kita mendapat suatu berita.
Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٍ۬ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَـٰلَةٍ۬ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَـٰدِمِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS Al Hujarat 49:6)
Menyesal itu memang selalu datang di penghujung kejadiaan. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?
Hindari perselisihan dengan berpikiran positif atas berita yang kita terima. Gesekan yang paling sering terjadi datangnya dari orang yang dekat dengan kita.
Allah berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو بِٱلۡإِفۡكِ عُصۡبَةٌ۬ مِّنكُمۡۚ لَا تَحۡسَبُوهُ شَرًّ۬ا لَّكُمۖ بَلۡ هُوَ خَيۡرٌ۬ لَّكُمۡۚ لِكُلِّ ٱمۡرِىٍٕ۬ مِّنۡہُم مَّا ٱكۡتَسَبَ مِنَ ٱلۡإِثۡمِۚ وَٱلَّذِى تَوَلَّىٰ كِبۡرَهُ ۥ مِنۡہُمۡ لَهُ ۥ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar." (QS An Nur 24:11)
Allah berfirman:
إِذۡ تَلَقَّوۡنَهُ ۥ بِأَلۡسِنَتِكُمۡ وَتَقُولُونَ بِأَفۡوَاهِكُم مَّا لَيۡسَ لَكُم بِهِۦ عِلۡمٌ۬ وَتَحۡسَبُونَهُ ۥ هَيِّنً۬ا وَهُوَ عِندَ ٱللَّهِ عَظِيمٌ۬
"[Ingatlah] di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar." (QS An Nur 24:15)
Marilah kita membiasakan diri berpikir sebelum berbicara. Menggunakan akal sehat, hati dan rasio dalam berbicara. Saat hati ini diisi dengan sedikit saja rasa emosi, tentu akan sulit bagi kita untuk berbicara dan berpikir secara positif. Diam adalah emas, namun berbicara itu menjadi berlian ketika isi perkataan kita penuh makna.
Berlapang dadalah karena hati yang lapang membuat masalah sebesar apapun menjadi kecil. Hati yang bersih adalah hati yang dekat dengan TuhanNya.
4. Pandai-Pandailah Memilih Teman
Jangan mudah terpengaruh orang pembicaraan orang. Hendaknya kita cermati dan teliti dulu saat kita mendapat suatu berita.
Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٍ۬ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَـٰلَةٍ۬ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَـٰدِمِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS Al Hujarat 49:6)
Menyesal itu memang selalu datang di penghujung kejadiaan. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?
Hindari perselisihan dengan berpikiran positif atas berita yang kita terima. Gesekan yang paling sering terjadi datangnya dari orang yang dekat dengan kita.
Allah berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو بِٱلۡإِفۡكِ عُصۡبَةٌ۬ مِّنكُمۡۚ لَا تَحۡسَبُوهُ شَرًّ۬ا لَّكُمۖ بَلۡ هُوَ خَيۡرٌ۬ لَّكُمۡۚ لِكُلِّ ٱمۡرِىٍٕ۬ مِّنۡہُم مَّا ٱكۡتَسَبَ مِنَ ٱلۡإِثۡمِۚ وَٱلَّذِى تَوَلَّىٰ كِبۡرَهُ ۥ مِنۡہُمۡ لَهُ ۥ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar." (QS An Nur 24:11)
Allah berfirman:
إِذۡ تَلَقَّوۡنَهُ ۥ بِأَلۡسِنَتِكُمۡ وَتَقُولُونَ بِأَفۡوَاهِكُم مَّا لَيۡسَ لَكُم بِهِۦ عِلۡمٌ۬ وَتَحۡسَبُونَهُ ۥ هَيِّنً۬ا وَهُوَ عِندَ ٱللَّهِ عَظِيمٌ۬
"[Ingatlah] di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar." (QS An Nur 24:15)
Marilah kita membiasakan diri berpikir sebelum berbicara. Menggunakan akal sehat, hati dan rasio dalam berbicara. Saat hati ini diisi dengan sedikit saja rasa emosi, tentu akan sulit bagi kita untuk berbicara dan berpikir secara positif. Diam adalah emas, namun berbicara itu menjadi berlian ketika isi perkataan kita penuh makna.
Berlapang dadalah karena hati yang lapang membuat masalah sebesar apapun menjadi kecil. Hati yang bersih adalah hati yang dekat dengan TuhanNya.
4. Pandai-Pandailah Memilih Teman
Lingkungan sangat mempengaruhi keberadaan seseorang. Bergaul dengan lingkungan positif dapat membawa perubahan positif dalam diri kita, begitu juga sebaliknya. Perbanyaklah teman karena manusia pada dasarnya tidak dapat hidup sendiri. Namun, selektiflah dalam memilih teman dekat.
Jangan dekati orang yang suka bergunjing, menyepelekan orang lain, merasa dirinya selalu baik, susah melihat orang senang atau senang melihat orang susah. Itu mencerminkan bahwa orang itu membiarkan waktu luangnya terbuang percuma.
Teman yang baik adalah orang yang tidak usil dengan orang lain karena ia terlalu sibuk memperbaiki dirinya sendiri. Apabila kita sedang dalam kesusahan, ia akan senantiasa memberi nasehat yang objektif. Ia akan melihat masalah dari dua sisi, dari pihak kita maupun dari pihak orang lain karena ada sebab ada akibat. Kalau hanya menyalahkan satu dengan yang lainnya, tentu akan sulit untuk bersabar dan menemukan solusi permasalahan kita.
Hargai dan hormati teman atau siapapun yang sudah menceritakan permasalahannya kepada kita dengan tidak menyebarluaskan permasalahannya walapun kepada orang yang terdekat kepada kita. Kedekatan kita dengan pasangan hidup (suami/istri), teman dan saudara bukan berarti segalanya.
Seseorang bercerita kepada kita karena ia menganggap kita dapat dipercaya. Kepercayaan adalah bagian dari amanah. Sesungguhnya yang paling berat itu adalah menjaga amanah karena amanah adalah sesuatu yang harus kita pertanggungjawabkan.
Ketika seorang teman atau siapapun menceritakan permasalahannya kepada kita bukan berarti kita harus menceritakan kembali kepada orang lain karena itu sama saja dengan menyebarkan aib atau kekurangan seseorang kepada orang lain. Akan tetapi, tentu saja lain halnya dengan bercerita untuk mencari solusi.
Menyebarkan aib atau keburukan orang lain orang lain sama saja dengan menyebarkan aib diri sendiri. Allah berfirman dalam QS Al Hujarat 49:12 (seperti sudah disebutkan di halaman sebelumnya) bahwa menyebarkan kekurangan seseorang kepada orang lain adalah seperti makan daging bangkai saudaranya sendiri.
Apabila kita ingin mencium wangi parfum, bergaullah dengan penjual parfum. Apabila ingin menjadi pandai memasak bergaullah dengan ahli masak. Apabila ingin menjadi orang yang sholeh, bergaullah dengan orang yang sholeh.
Allah berfirman:
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡہِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّہَدَآءِ وَٱلصَّـٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ رَفِيقً۬ا
"Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul [Nya], mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS An Nisa 4:69)
Aku mengamati semua sahabat dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.
5. Berhijab
Jangan dekati orang yang suka bergunjing, menyepelekan orang lain, merasa dirinya selalu baik, susah melihat orang senang atau senang melihat orang susah. Itu mencerminkan bahwa orang itu membiarkan waktu luangnya terbuang percuma.
Teman yang baik adalah orang yang tidak usil dengan orang lain karena ia terlalu sibuk memperbaiki dirinya sendiri. Apabila kita sedang dalam kesusahan, ia akan senantiasa memberi nasehat yang objektif. Ia akan melihat masalah dari dua sisi, dari pihak kita maupun dari pihak orang lain karena ada sebab ada akibat. Kalau hanya menyalahkan satu dengan yang lainnya, tentu akan sulit untuk bersabar dan menemukan solusi permasalahan kita.
Hargai dan hormati teman atau siapapun yang sudah menceritakan permasalahannya kepada kita dengan tidak menyebarluaskan permasalahannya walapun kepada orang yang terdekat kepada kita. Kedekatan kita dengan pasangan hidup (suami/istri), teman dan saudara bukan berarti segalanya.
Seseorang bercerita kepada kita karena ia menganggap kita dapat dipercaya. Kepercayaan adalah bagian dari amanah. Sesungguhnya yang paling berat itu adalah menjaga amanah karena amanah adalah sesuatu yang harus kita pertanggungjawabkan.
Ketika seorang teman atau siapapun menceritakan permasalahannya kepada kita bukan berarti kita harus menceritakan kembali kepada orang lain karena itu sama saja dengan menyebarkan aib atau kekurangan seseorang kepada orang lain. Akan tetapi, tentu saja lain halnya dengan bercerita untuk mencari solusi.
Menyebarkan aib atau keburukan orang lain orang lain sama saja dengan menyebarkan aib diri sendiri. Allah berfirman dalam QS Al Hujarat 49:12 (seperti sudah disebutkan di halaman sebelumnya) bahwa menyebarkan kekurangan seseorang kepada orang lain adalah seperti makan daging bangkai saudaranya sendiri.
Apabila kita ingin mencium wangi parfum, bergaullah dengan penjual parfum. Apabila ingin menjadi pandai memasak bergaullah dengan ahli masak. Apabila ingin menjadi orang yang sholeh, bergaullah dengan orang yang sholeh.
Allah berfirman:
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡہِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّہَدَآءِ وَٱلصَّـٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ رَفِيقً۬ا
"Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul [Nya], mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS An Nisa 4:69)
Aku mengamati semua sahabat dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.
5. Berhijab
Wanita berhijab bukan berarti wanita suci, namun wanita tidak berhijab bukan pula berarti wanita suci. Hanya Allah yang Mengetahui kesucian hati seseorang. Pantaskah kita menilai seseorang hanya dari penampilannya saja? Penampilan memang dapat mencerminkan kepribadian seseorang. Sesungguhnya hanya Allah yang mengetahui niat seorang hambanya dalam beribadah. Hendaknya kita saling menghormati sesama manusia.
Allah berfirman:
زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَيَسۡخَرُونَ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۘ وَٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ فَوۡقَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِۗ وَٱللَّهُ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ۬
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS Al Baqarah 2:212)
Berhijab adalah perintah Allah dalam berpakaian yang ditujukan untuk seluruh wanita di muka bumi. Hijab bukanlah kebudayaan ikut-ikutan orang Arab. Mengenakan hijab merupakan bagian dari kepatuhan kepada salah satu perintah Allah.
Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزۡوَٲجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡہِنَّ مِن جَلَـٰبِيبِهِنَّۚ ذَٲلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورً۬ا رَّحِيمً۬
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS Al-Ahzab 33:59)
Allah memerintahkan wanita untuk berhijab agar lebih mudah dikenal dan tidak diganggu. Sederhanakanlah dalam memilih warna dan model baju karena warna yang menyolok atau model yang menyolok akan menarik perhatian kaum lelaki untuk mengganggu kaum wanita. Tutuplah kain kerudung hingga menutupi dada kita. Jangan menggunakan baju panjang tetapi masih memperlihatkan lekukan tubuh. Apalah gunanya mengikuti fashion up to date tetapi kalau up to date itu tidak sesuai dengan perintah Allah.
Allah berfirman:
وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَـٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَـٰرِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَاۖ وَلۡيَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِہِنَّۖ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوۡ ءَابَآٮِٕهِنَّ أَوۡ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآٮِٕهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ إِخۡوَٲنِهِنَّ أَوۡ بَنِىٓ إِخۡوَٲنِهِنَّ أَوۡ بَنِىٓ أَخَوَٲتِهِنَّ أَوۡ نِسَآٮِٕهِنَّ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَـٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّـٰبِعِينَ غَيۡرِ أُوْلِى ٱلۡإِرۡبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفۡلِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يَظۡهَرُواْ عَلَىٰ عَوۡرَٲتِ ٱلنِّسَآءِۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِأَرۡجُلِهِنَّ لِيُعۡلَمَ مَا يُخۡفِينَ مِن زِينَتِهِنَّۚ وَتُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang [biasa] nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan [terhadap wanita] atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An-Nur 24:31)
Opini yang berkembang di masyarakat Indonesia mengenai hijab adalah tidak perlu berhijab apabila kita belum siap, tidak perlu berhijab yang penting hatinya berhijab. Sesungguhnya opini ini hanya dibentuk oleh orang-orang yang tidak mau mengikuti aturan Allah. Tidak ada dalil yang pernah menyebutkan mengenai hati yang berhijab.
Allah berfirman:
وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولاً۬
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya.” (QS Al Isra 17:36)
Allah berfirman:
قُلۡ هَلۡ نُنَبِّئُكُم بِٱلۡأَخۡسَرِينَ أَعۡمَـٰلاً (١٠٣) ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعۡيُہُمۡ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُمۡ يَحۡسَبُونَ أَنَّہُمۡ يُحۡسِنُونَ صُنۡعًا (١٠٤) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّهِمۡ وَلِقَآٮِٕهِۦ فَحَبِطَتۡ أَعۡمَـٰلُهُمۡ فَلَا نُقِيمُ لَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ وَزۡنً۬ا (١٠٥)
“Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan [kufur terhadap] perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi [amalan] mereka pada hari kiamat.” (QS Al-Kahf 18:103-105)
Apabila kita akan mengenakan hijab, kenakanlah hijab semata-mata karena ingin patuh kepada perintah Allah. Jangan dengarkan perkataan negatif sebagian orang mengatakan berhijab membuat wanita terlihat lebih tua daripada usianya, berhijab menghilangkan kecantikan seseorang, berhijab dsb.
Ketika memakai hijab, mungkin orang akan mencibir. Ketika memakai hijab mungkin orang akan menertawakan kita. Ketika memakai hijab orang mungkin akan mengatakan "kuno atau fanatik". Ketika memakai jilbab mungkin kita akan kehilangan teman, kecuali hanya beberapa hari saja. Akan tetapi..ketika kita memakai hijab, pastikan kita dihormati dan dihargai manusia, dan keshalihan kita akan menambah sempurna kecantikan sebagai seorang muslimah.
Mana yang lebih baik, terlihat cantik di mata manusia atau terlihat cantik di mata Allah? Tentu kita ingin terlihat baik dimata keduanya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, jadi sangat tidak mungkin Allah memerintahkan hambanya untuk patuh karena akan menjadi buruk penampilan atau rupanya. Apa yang baik menurut Allah pasti baik untuk kita, tetapi apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah.
6. Yang Cantik Yang Berkarya
Allah berfirman:
زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَيَسۡخَرُونَ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۘ وَٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ فَوۡقَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِۗ وَٱللَّهُ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ۬
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS Al Baqarah 2:212)
Berhijab adalah perintah Allah dalam berpakaian yang ditujukan untuk seluruh wanita di muka bumi. Hijab bukanlah kebudayaan ikut-ikutan orang Arab. Mengenakan hijab merupakan bagian dari kepatuhan kepada salah satu perintah Allah.
Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزۡوَٲجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡہِنَّ مِن جَلَـٰبِيبِهِنَّۚ ذَٲلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورً۬ا رَّحِيمً۬
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS Al-Ahzab 33:59)
Allah memerintahkan wanita untuk berhijab agar lebih mudah dikenal dan tidak diganggu. Sederhanakanlah dalam memilih warna dan model baju karena warna yang menyolok atau model yang menyolok akan menarik perhatian kaum lelaki untuk mengganggu kaum wanita. Tutuplah kain kerudung hingga menutupi dada kita. Jangan menggunakan baju panjang tetapi masih memperlihatkan lekukan tubuh. Apalah gunanya mengikuti fashion up to date tetapi kalau up to date itu tidak sesuai dengan perintah Allah.
Allah berfirman:
وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَـٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَـٰرِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَاۖ وَلۡيَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِہِنَّۖ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوۡ ءَابَآٮِٕهِنَّ أَوۡ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآٮِٕهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ إِخۡوَٲنِهِنَّ أَوۡ بَنِىٓ إِخۡوَٲنِهِنَّ أَوۡ بَنِىٓ أَخَوَٲتِهِنَّ أَوۡ نِسَآٮِٕهِنَّ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَـٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّـٰبِعِينَ غَيۡرِ أُوْلِى ٱلۡإِرۡبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفۡلِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يَظۡهَرُواْ عَلَىٰ عَوۡرَٲتِ ٱلنِّسَآءِۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِأَرۡجُلِهِنَّ لِيُعۡلَمَ مَا يُخۡفِينَ مِن زِينَتِهِنَّۚ وَتُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang [biasa] nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan [terhadap wanita] atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An-Nur 24:31)
Opini yang berkembang di masyarakat Indonesia mengenai hijab adalah tidak perlu berhijab apabila kita belum siap, tidak perlu berhijab yang penting hatinya berhijab. Sesungguhnya opini ini hanya dibentuk oleh orang-orang yang tidak mau mengikuti aturan Allah. Tidak ada dalil yang pernah menyebutkan mengenai hati yang berhijab.
Allah berfirman:
وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولاً۬
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya.” (QS Al Isra 17:36)
Allah berfirman:
قُلۡ هَلۡ نُنَبِّئُكُم بِٱلۡأَخۡسَرِينَ أَعۡمَـٰلاً (١٠٣) ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعۡيُہُمۡ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُمۡ يَحۡسَبُونَ أَنَّہُمۡ يُحۡسِنُونَ صُنۡعًا (١٠٤) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّهِمۡ وَلِقَآٮِٕهِۦ فَحَبِطَتۡ أَعۡمَـٰلُهُمۡ فَلَا نُقِيمُ لَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ وَزۡنً۬ا (١٠٥)
“Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan [kufur terhadap] perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi [amalan] mereka pada hari kiamat.” (QS Al-Kahf 18:103-105)
Apabila kita akan mengenakan hijab, kenakanlah hijab semata-mata karena ingin patuh kepada perintah Allah. Jangan dengarkan perkataan negatif sebagian orang mengatakan berhijab membuat wanita terlihat lebih tua daripada usianya, berhijab menghilangkan kecantikan seseorang, berhijab dsb.
Ketika memakai hijab, mungkin orang akan mencibir. Ketika memakai hijab mungkin orang akan menertawakan kita. Ketika memakai hijab orang mungkin akan mengatakan "kuno atau fanatik". Ketika memakai jilbab mungkin kita akan kehilangan teman, kecuali hanya beberapa hari saja. Akan tetapi..ketika kita memakai hijab, pastikan kita dihormati dan dihargai manusia, dan keshalihan kita akan menambah sempurna kecantikan sebagai seorang muslimah.
Mana yang lebih baik, terlihat cantik di mata manusia atau terlihat cantik di mata Allah? Tentu kita ingin terlihat baik dimata keduanya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, jadi sangat tidak mungkin Allah memerintahkan hambanya untuk patuh karena akan menjadi buruk penampilan atau rupanya. Apa yang baik menurut Allah pasti baik untuk kita, tetapi apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah.
6. Yang Cantik Yang Berkarya
Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Kenalilah dan galilah potensi yang ada dalam diri kita sehingga kita dapat selalu berguna untuk orang lain. Hidup adalah untuk orang lain.
Allah berfirman:
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡڪِتَـٰبِ لَكَانَ خَيۡرً۬ا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَڪۡثَرُهُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS Ali Imran 3:110)
Biasakan memiliki berbagai kegiatan di luar kegiatan rutinitas yang kita lakukan. Cobalah menggali potensi yang ada dalam diri, jangan hanya puas dengan kegiatan rutinitas di rumah. Lakukan kegiatan tambahan lain yang berguna bagi orang lain dan diri kita sendiri. Sebagai contoh, seorang ibu rumah tangga yang hanya disibukkan dengan rutinitas mengurus rumah tangga, anak dan suami. Ada hal-hal lain yang juga dapat dilakukan, misalnya berdagang (makanan, minuman, baju dsb), mengajar (di sekolah atau memberikan les-les private yang waktunya flexible), menulis buku dan sebagainya.
Memiliki kegiatan positif di luar rutinitas banyak sekali manfaatnya:
-Menambah wawasan dalam berfikir
Banyaknya kegiatan postif membuat kita terbiasa dengan budaya berfikir. Ini adalah kebiasaan baik yang dapat mengasah otak agar kita tidak cepat pikun. Sejak bangun di pagi hari, pikiran kita sudah mulai disibukkan untuk berfikir tentang aktifitas yang akan dilakukan pada siang hingga sore/malam hari, seperti menyusun rencana kegiatan, merencanakan menghubungi orang-orang yang menunjang dalam kegiatan dll.
Setiap manusia dikarunia dengan kemampuan berfikir. Allah memberikan akal kepada manusia untuk berfikir. Jadikanlah Al Quran sebagai acuan untuk berfikir karena Al Quran adalah index kehidupan setiap manusia, walaupun permasalahan yang dihadapi setiap manusia tidak akan sama. Sangat disayangkan jika kita tidak mau menggunakan Al Quran sebagai index kehidupan.
Allah berfirman:
وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ ڪَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوبٌ۬ لَّا يَفۡقَهُونَ بِہَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٌ۬ لَّا يُبۡصِرُونَ بِہَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٌ۬ لَّا يَسۡمَعُونَ بِہَآۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَٱلۡأَنۡعَـٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡغَـٰفِلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami [ayat-ayat Allah] dan mereka mempunyai mata [tetapi] tidak dipergunakannya untuk melihat [tanda-tanda kekuasaan Allah], dan mereka mempunyai telinga [tetapi] tidak dipergunakannya untuk mendengar [ayat-ayat Allah]. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS Al-A'Raf 7:179)
-Membiasakan berfikir positif
Orang yang sibuk dengan berbagai kegiatan tidak akan memiliki banyak waktu untuk memikirkan keburukan orang lain karena ia sudah disibukkan dengan berbagai kegiatan yang membutuhkan sumbangan tenaga dan pikirannya.
Setiap usaha membutuhkan pikiran yang positif untuk mencapai hasil yang positif. Berbaik-sangkalah kepada Allah (termasuk ciptaan Allah) karena Allah itu seperti prasangka hambanya.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Allah SWT. berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia mengingatKu dalam kelompok, Aku akan mengingatinya dalam kelompok yang lebih baik darinya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (Hadits ditakhrij oleh At Turmidzi).
Bedakan definisi hati-hati dengan curiga. Hati-hati adalah baik sangka karena pikiran, isi hati dan lisan dipenuhi dengan baik sangka kepada Allah. Tindakan orang yang berhati-hati tidak akan objektif dan tidak ingin menyakiti hati orang lain. Lebih baik diam daripada perkataan kita menyakiti hati orang lain. Saat kita berhati-hati tidak ada unsur cemburu, marah ataupun dengki.
Curiga bukanlah bentuk suatu kewaspadaan. Curiga adalah bagian dari buruk sangka karena pikiran, lisan dan isi hati dipenuhi dengan buruk sangka. Kecurigaan dipicu oleh rasa cinta/memiliki kepada dunia yang berlebihan.
Allah berfirman:
قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُڪُمۡ وَإِخۡوَٲنُكُمۡ وَأَزۡوَٲجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٲلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةٌ۬ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡڪُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ۬ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِىَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَـٰسِقِينَ
"Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan [dari] berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (QS At-Taubah 9:24)
Orang yang berpikiran positif, dalam kondisi apapun akan memacu dirinya sendiri ke arah yang lebih baik, tanpa mudah terpengaruh oleh kondisi luar. Orang yang selalu melihat dari segi positif akan melihat halangan sebagai tantangan untuk maju.
-Menambah teman
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Setiap kegiatan tentunya akan melibatkan orang lain karena dirinya akan membutuhkan orang lain, begitu juga sebaliknya, orang lain akan membutuhkan dirinya.
Memiliki banyak kegiatan membuat kita belajar bersosialisasi menghadapi orang dengan berbagai karakternya.
Allah membuat perumpamaan "seperti kayu yang bersandar" kepada wanita yang cantik fisiknya tetapi tidak mau menggali potensi yang ada pada dirinya. Tubuh mereka bagus, pandai berbicara, tetapi otak mereka kosong.
Allah berfirman:
وَإِذَا رَأَيۡتَهُمۡ تُعۡجِبُكَ أَجۡسَامُهُمۡۖ وَإِن يَقُولُواْ تَسۡمَعۡ لِقَوۡلِهِمۡۖ كَأَنَّہُمۡ خُشُبٌ۬ مُّسَنَّدَةٌ۬ۖ َ
"Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur katanya. Mereka seakan-akan kayu yang bersandar.." (QS Al-Munafiqun 63:4)
7. Menggali Potensi dengan SWOT Analysis
Seperti telah disebutkan pada halaman sebelumnya, bahwa kita (dalam hal ini khususnya kaum wanita) perlu menggali potensi yang ada pada setiap individu. Mari kita gunakan SWOT analysis untuk lebih mengenal dan mengembangkan diri kita sendiri.
Stregth (Kekuatan/Kelebihan)
Strength merupakan kelebihan/kekuatan yang dimiliki setiap individu. Untuk sebagian orang mungkin akan sulit mengetahui kelebihan yang ada pada dirinya sendiri. Bukan karena tidak bisa, tetapi karena belum terbiasa mengasah diri dengan kelebihan yang dimiliki.
Mulailah dengan mendefenisikan hobi atau kegiatan-kegiatan positif di luar rutinitas yang kita sukai. Sebagai contoh, seorang ibu yang memiliki hobi memasak, mulailah dengan mempelajari lebih dalam dengan membuat berbagai jenis makanan yang kita sukai. Apabila kita suka dengan masakan daerah tertentu, misalnya makanan sunda, mulailah dengan memperdalam membuat berbagai makanan yang berasal dari Jawa Barat. Pelajari berbagai resep masakan sunda dari internet, buku-buku resep ataupun dari teman.
Dengan melakukan hal-hal yang kita sukai, tentunya akan lebih mudah mengatur waktu atau meluangkan waktu untuk mengerjakannya. Melakukan kegiatan tambahan hendaknya tidak melupakan tugas pokok kita sebagai seorang individu (baik di rumah maupun di masyarakat). Tidak memaksakan, tetapi tidak juga menyepelekan. Melaksanakan karena semata-mata mencari ridha Allah.
Allah berfirman:
فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمۡ وَٱسۡمَعُواْ وَأَطِيعُواْ
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah” (QS At-Taqabun 64:16)
Weakness (Kekurangan)
Setiap manusia pasti memiliki kekurangan. Mungkin orang lain akan lebih mudah melihat kekurangan yang ada pada diri kita, seperti kata pepatah “ Gajah di pelupuk mata tak nampak, namun semut di sebrang lautan nampak.” Janganlah kita berkecil hati saat mendapat kritikan atau masukan yang bernada negative dari orang lain.
Introspeksi atas berbagai kejadian yang tidak menyenangkan yang sudah dialami. Jadikanlah itu sebagai motivasi untuk memperbaiki diri kita. Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Sesungguhnya Allah menghargai proses perubahan seseorang.
Allah berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِہِمۡۗ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keaddan mereka sendiri.” (QS Ar-Rad 13:11)
Opportunity (Kesempatan)
Setelah berusaha memperbaiki diri dengan melakukan hal-hal positif yang disukai, hendaknya kita dapat melihat peluang yang ada di depan mata kita. Sebagai contoh dengan hobi memasak, mulailah dengan usaha berjualan makanan secara kecil-kecilan. Mulailah dengan memberikan tester makanan kepada teman-teman atau saudara di sekitar kita. Kemudian, lihat apa saran/kritikan terhadap kualitas makanan yang kita buat. Apabila mendapat reaksi yang positive, mulailah menawarkan hasil makanan yang kita buat. Akan tetapi, jika respon dari lingkungan masih kurang baik, terus coba lagi meningkatkan kualitas makanan tersebut hingga digemari oleh pangsa pasar.
Threat (Ancaman)
Lihatlah peluang di depan mata, namun lihat juga berapa banyak orang yang sudah melakukan hal yang serupa dengan kita. Melakukan hobi yang sudah banyak dilakukan orang dapat merupakan ancaman apabila kita tidak kreatif dalam berkarya. Cobalah dengan membuat hal-hal yang unik atau memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Ancaman di sini dapat juga berarti godaan. Sebagai contoh, disaat kita memiliki kebiasaan buruk tidak dapat mengelola keuangan dengan baik, mulailah dengan merubah kebiasaan tersebut dengan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran. Dengan demikian akan lebih mudah bagi kita untuk mengatur keuangan baik dalam rumah tangga maupun dalam hal lainnya.
8. Yang Cantik Yang Bergaya
Allah berfirman:
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡڪِتَـٰبِ لَكَانَ خَيۡرً۬ا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَڪۡثَرُهُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS Ali Imran 3:110)
Biasakan memiliki berbagai kegiatan di luar kegiatan rutinitas yang kita lakukan. Cobalah menggali potensi yang ada dalam diri, jangan hanya puas dengan kegiatan rutinitas di rumah. Lakukan kegiatan tambahan lain yang berguna bagi orang lain dan diri kita sendiri. Sebagai contoh, seorang ibu rumah tangga yang hanya disibukkan dengan rutinitas mengurus rumah tangga, anak dan suami. Ada hal-hal lain yang juga dapat dilakukan, misalnya berdagang (makanan, minuman, baju dsb), mengajar (di sekolah atau memberikan les-les private yang waktunya flexible), menulis buku dan sebagainya.
Memiliki kegiatan positif di luar rutinitas banyak sekali manfaatnya:
-Menambah wawasan dalam berfikir
Banyaknya kegiatan postif membuat kita terbiasa dengan budaya berfikir. Ini adalah kebiasaan baik yang dapat mengasah otak agar kita tidak cepat pikun. Sejak bangun di pagi hari, pikiran kita sudah mulai disibukkan untuk berfikir tentang aktifitas yang akan dilakukan pada siang hingga sore/malam hari, seperti menyusun rencana kegiatan, merencanakan menghubungi orang-orang yang menunjang dalam kegiatan dll.
Setiap manusia dikarunia dengan kemampuan berfikir. Allah memberikan akal kepada manusia untuk berfikir. Jadikanlah Al Quran sebagai acuan untuk berfikir karena Al Quran adalah index kehidupan setiap manusia, walaupun permasalahan yang dihadapi setiap manusia tidak akan sama. Sangat disayangkan jika kita tidak mau menggunakan Al Quran sebagai index kehidupan.
Allah berfirman:
وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ ڪَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوبٌ۬ لَّا يَفۡقَهُونَ بِہَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٌ۬ لَّا يُبۡصِرُونَ بِہَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٌ۬ لَّا يَسۡمَعُونَ بِہَآۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَٱلۡأَنۡعَـٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡغَـٰفِلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami [ayat-ayat Allah] dan mereka mempunyai mata [tetapi] tidak dipergunakannya untuk melihat [tanda-tanda kekuasaan Allah], dan mereka mempunyai telinga [tetapi] tidak dipergunakannya untuk mendengar [ayat-ayat Allah]. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS Al-A'Raf 7:179)
-Membiasakan berfikir positif
Orang yang sibuk dengan berbagai kegiatan tidak akan memiliki banyak waktu untuk memikirkan keburukan orang lain karena ia sudah disibukkan dengan berbagai kegiatan yang membutuhkan sumbangan tenaga dan pikirannya.
Setiap usaha membutuhkan pikiran yang positif untuk mencapai hasil yang positif. Berbaik-sangkalah kepada Allah (termasuk ciptaan Allah) karena Allah itu seperti prasangka hambanya.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Allah SWT. berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia mengingatKu dalam kelompok, Aku akan mengingatinya dalam kelompok yang lebih baik darinya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (Hadits ditakhrij oleh At Turmidzi).
Bedakan definisi hati-hati dengan curiga. Hati-hati adalah baik sangka karena pikiran, isi hati dan lisan dipenuhi dengan baik sangka kepada Allah. Tindakan orang yang berhati-hati tidak akan objektif dan tidak ingin menyakiti hati orang lain. Lebih baik diam daripada perkataan kita menyakiti hati orang lain. Saat kita berhati-hati tidak ada unsur cemburu, marah ataupun dengki.
Curiga bukanlah bentuk suatu kewaspadaan. Curiga adalah bagian dari buruk sangka karena pikiran, lisan dan isi hati dipenuhi dengan buruk sangka. Kecurigaan dipicu oleh rasa cinta/memiliki kepada dunia yang berlebihan.
Allah berfirman:
قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُڪُمۡ وَإِخۡوَٲنُكُمۡ وَأَزۡوَٲجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٲلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةٌ۬ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡڪُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ۬ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِىَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَـٰسِقِينَ
"Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan [dari] berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (QS At-Taubah 9:24)
Orang yang berpikiran positif, dalam kondisi apapun akan memacu dirinya sendiri ke arah yang lebih baik, tanpa mudah terpengaruh oleh kondisi luar. Orang yang selalu melihat dari segi positif akan melihat halangan sebagai tantangan untuk maju.
-Menambah teman
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Setiap kegiatan tentunya akan melibatkan orang lain karena dirinya akan membutuhkan orang lain, begitu juga sebaliknya, orang lain akan membutuhkan dirinya.
Memiliki banyak kegiatan membuat kita belajar bersosialisasi menghadapi orang dengan berbagai karakternya.
Allah membuat perumpamaan "seperti kayu yang bersandar" kepada wanita yang cantik fisiknya tetapi tidak mau menggali potensi yang ada pada dirinya. Tubuh mereka bagus, pandai berbicara, tetapi otak mereka kosong.
Allah berfirman:
وَإِذَا رَأَيۡتَهُمۡ تُعۡجِبُكَ أَجۡسَامُهُمۡۖ وَإِن يَقُولُواْ تَسۡمَعۡ لِقَوۡلِهِمۡۖ كَأَنَّہُمۡ خُشُبٌ۬ مُّسَنَّدَةٌ۬ۖ َ
"Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur katanya. Mereka seakan-akan kayu yang bersandar.." (QS Al-Munafiqun 63:4)
7. Menggali Potensi dengan SWOT Analysis
Seperti telah disebutkan pada halaman sebelumnya, bahwa kita (dalam hal ini khususnya kaum wanita) perlu menggali potensi yang ada pada setiap individu. Mari kita gunakan SWOT analysis untuk lebih mengenal dan mengembangkan diri kita sendiri.
Stregth (Kekuatan/Kelebihan)
Strength merupakan kelebihan/kekuatan yang dimiliki setiap individu. Untuk sebagian orang mungkin akan sulit mengetahui kelebihan yang ada pada dirinya sendiri. Bukan karena tidak bisa, tetapi karena belum terbiasa mengasah diri dengan kelebihan yang dimiliki.
Mulailah dengan mendefenisikan hobi atau kegiatan-kegiatan positif di luar rutinitas yang kita sukai. Sebagai contoh, seorang ibu yang memiliki hobi memasak, mulailah dengan mempelajari lebih dalam dengan membuat berbagai jenis makanan yang kita sukai. Apabila kita suka dengan masakan daerah tertentu, misalnya makanan sunda, mulailah dengan memperdalam membuat berbagai makanan yang berasal dari Jawa Barat. Pelajari berbagai resep masakan sunda dari internet, buku-buku resep ataupun dari teman.
Dengan melakukan hal-hal yang kita sukai, tentunya akan lebih mudah mengatur waktu atau meluangkan waktu untuk mengerjakannya. Melakukan kegiatan tambahan hendaknya tidak melupakan tugas pokok kita sebagai seorang individu (baik di rumah maupun di masyarakat). Tidak memaksakan, tetapi tidak juga menyepelekan. Melaksanakan karena semata-mata mencari ridha Allah.
Allah berfirman:
فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمۡ وَٱسۡمَعُواْ وَأَطِيعُواْ
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah” (QS At-Taqabun 64:16)
Weakness (Kekurangan)
Setiap manusia pasti memiliki kekurangan. Mungkin orang lain akan lebih mudah melihat kekurangan yang ada pada diri kita, seperti kata pepatah “ Gajah di pelupuk mata tak nampak, namun semut di sebrang lautan nampak.” Janganlah kita berkecil hati saat mendapat kritikan atau masukan yang bernada negative dari orang lain.
Introspeksi atas berbagai kejadian yang tidak menyenangkan yang sudah dialami. Jadikanlah itu sebagai motivasi untuk memperbaiki diri kita. Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Sesungguhnya Allah menghargai proses perubahan seseorang.
Allah berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِہِمۡۗ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keaddan mereka sendiri.” (QS Ar-Rad 13:11)
Opportunity (Kesempatan)
Setelah berusaha memperbaiki diri dengan melakukan hal-hal positif yang disukai, hendaknya kita dapat melihat peluang yang ada di depan mata kita. Sebagai contoh dengan hobi memasak, mulailah dengan usaha berjualan makanan secara kecil-kecilan. Mulailah dengan memberikan tester makanan kepada teman-teman atau saudara di sekitar kita. Kemudian, lihat apa saran/kritikan terhadap kualitas makanan yang kita buat. Apabila mendapat reaksi yang positive, mulailah menawarkan hasil makanan yang kita buat. Akan tetapi, jika respon dari lingkungan masih kurang baik, terus coba lagi meningkatkan kualitas makanan tersebut hingga digemari oleh pangsa pasar.
Threat (Ancaman)
Lihatlah peluang di depan mata, namun lihat juga berapa banyak orang yang sudah melakukan hal yang serupa dengan kita. Melakukan hobi yang sudah banyak dilakukan orang dapat merupakan ancaman apabila kita tidak kreatif dalam berkarya. Cobalah dengan membuat hal-hal yang unik atau memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Ancaman di sini dapat juga berarti godaan. Sebagai contoh, disaat kita memiliki kebiasaan buruk tidak dapat mengelola keuangan dengan baik, mulailah dengan merubah kebiasaan tersebut dengan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran. Dengan demikian akan lebih mudah bagi kita untuk mengatur keuangan baik dalam rumah tangga maupun dalam hal lainnya.
8. Yang Cantik Yang Bergaya
Penampilan dapat juga mencerminkan kepribadian seseorang. Carilah model pakaian yang pantas dan sesuai dengan bentuk tubuh kita, tidak terlalu longgar dan tidak terlalu ketat. Sesuaikan pakaian yang dipakai dengan situasi dan kondisi, misalnya dengan tidak membiasakan diri memakai baju tidur seharian di rumah karena baju tidur hanya untuk tidur, memakai baju pergi hanya untuk pergi dsb.
Berdandan memang perlu tetapi tidak berlebihan. Mengenakan pakaian yang baik tidak harus selalu mengikuti mode yang sedang tren pada saat itu.
Janganlah kita berburuk sangka kepada orang yang memiliki penampilan fisik yang baik. Allah memang memberikan kelebihan terhadap satu dengan yang lainnya dengan maksud baik. Bentuk wajah dan fisik bagaimanapun yang diberikan kepada manusia karena Allah tahu bahwa manusia itu sanggup menerima dan mensyukurinya.
Haruskah kita iri hati apabila melihat orang yang secara jasmani lebih cantik daripada kita? Iri adalah bagian dari penyakit hati yang membawa energi negatif dalam tubuh kita. Energi negatif menghilangkan sinar yang terpancar di wajah kita.
Allah berfirman:
وَلَا تَتَمَنَّوۡاْ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٍ۬ۚ
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.. "(QS An-Nisa 4:32)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa sallam, beliau bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)
Wanita yang cantik: wanita yang senantiasa bersyukur dan berbahagia menjadi dirinya sendiri, dan tidak membandingkan dirinya dengan wanita lain.
PENUTUP
Menjadi cantik di mata Allah membutuhkan niat dan ketekunan dalam berusaha. Banyak hal yang perlu dilakukan untuk menjadi cantik (baik) di mata Allah. Bukan hanya hati, tetapi tutur kata, lisan dan perbuatan adalah hal yang saling menunjang.
Hidup ini adalah kompetisi, yaitu berkompetisi dalam melaksanakan kebaikan. Tidak perlu hiraukan perkataan atau perbuatan orang lain yang tidak mendukung niat baik kita karena setan akan selalu menggoda manusia untuk berbuat kemungkaran.
Allah berfirman:
ـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِى ٱلسِّلۡمِ ڪَآفَّةً۬ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِۚ إِنَّهُ ۥ لَڪُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ۬
" Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. "(QS Al Baqarah 2:208)
Perubahan yang baik harus dimulai dari diri sendiri, tidak perlu menyalahkan orang lain. Selama kita berusaha menjadi baik, Allah akan mempertemukan kita dengan lingkungan yang baik. Sesungguhnya Allah tidak pernah menyalahi janji.
Jangan pernah berhenti mempelajari Al Quran karena itulah pedoman hidup seluruh umat manusia. Bekali diri dengan ilmu agama agar kita dapat menyelesaikan semua permasalahan dengan baik.
Ada 2 (dua) hal yang selalu dihadapi dalam hidup: menilai dan dinilai. Kenali diri sendiri. Gali potensi yang ada dalam diri agar kita menjadi orang yang berguna.
Kesempurnaan hanya dimiliki oleh Allah. Selama manusia hidup pasti pernah melakukan kesalahan. Sesukses ataupun sehebat apapun seseorang pasti pernah melakukan kesalahan. Berusahalah agar hari ini lebih baik daripada kemarin. Allah tidak melihat masa lalu, selama kita mau berubah menjadi lebih baik. Persiapkanlah diri kita agar kita meninggal dalam keadaan beriman.
Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٌ۬ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ۬ۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
" Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok [akhirat], dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al Hasyr 59:18)
Berdandan memang perlu tetapi tidak berlebihan. Mengenakan pakaian yang baik tidak harus selalu mengikuti mode yang sedang tren pada saat itu.
Janganlah kita berburuk sangka kepada orang yang memiliki penampilan fisik yang baik. Allah memang memberikan kelebihan terhadap satu dengan yang lainnya dengan maksud baik. Bentuk wajah dan fisik bagaimanapun yang diberikan kepada manusia karena Allah tahu bahwa manusia itu sanggup menerima dan mensyukurinya.
Haruskah kita iri hati apabila melihat orang yang secara jasmani lebih cantik daripada kita? Iri adalah bagian dari penyakit hati yang membawa energi negatif dalam tubuh kita. Energi negatif menghilangkan sinar yang terpancar di wajah kita.
Allah berfirman:
وَلَا تَتَمَنَّوۡاْ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٍ۬ۚ
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.. "(QS An-Nisa 4:32)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa sallam, beliau bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)
Wanita yang cantik: wanita yang senantiasa bersyukur dan berbahagia menjadi dirinya sendiri, dan tidak membandingkan dirinya dengan wanita lain.
PENUTUP
Menjadi cantik di mata Allah membutuhkan niat dan ketekunan dalam berusaha. Banyak hal yang perlu dilakukan untuk menjadi cantik (baik) di mata Allah. Bukan hanya hati, tetapi tutur kata, lisan dan perbuatan adalah hal yang saling menunjang.
Hidup ini adalah kompetisi, yaitu berkompetisi dalam melaksanakan kebaikan. Tidak perlu hiraukan perkataan atau perbuatan orang lain yang tidak mendukung niat baik kita karena setan akan selalu menggoda manusia untuk berbuat kemungkaran.
Allah berfirman:
ـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِى ٱلسِّلۡمِ ڪَآفَّةً۬ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِۚ إِنَّهُ ۥ لَڪُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ۬
" Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. "(QS Al Baqarah 2:208)
Perubahan yang baik harus dimulai dari diri sendiri, tidak perlu menyalahkan orang lain. Selama kita berusaha menjadi baik, Allah akan mempertemukan kita dengan lingkungan yang baik. Sesungguhnya Allah tidak pernah menyalahi janji.
Jangan pernah berhenti mempelajari Al Quran karena itulah pedoman hidup seluruh umat manusia. Bekali diri dengan ilmu agama agar kita dapat menyelesaikan semua permasalahan dengan baik.
Ada 2 (dua) hal yang selalu dihadapi dalam hidup: menilai dan dinilai. Kenali diri sendiri. Gali potensi yang ada dalam diri agar kita menjadi orang yang berguna.
Kesempurnaan hanya dimiliki oleh Allah. Selama manusia hidup pasti pernah melakukan kesalahan. Sesukses ataupun sehebat apapun seseorang pasti pernah melakukan kesalahan. Berusahalah agar hari ini lebih baik daripada kemarin. Allah tidak melihat masa lalu, selama kita mau berubah menjadi lebih baik. Persiapkanlah diri kita agar kita meninggal dalam keadaan beriman.
Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٌ۬ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ۬ۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
" Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok [akhirat], dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al Hasyr 59:18)